Kamis, 12 Desember 2013

Rumah Murah Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana

RUMAH SEMENTARA

UNTUK

PENGUNGSI BENCANA




Pada kawasan yang terkena bencana dalam sekala besar, baik gempa bumi, banjir besar, letusan gunung berapi, konflik  bersenjata maupun tsunami, menciptakan gelombang pengungsi dalam jumlah banyak yang membutuhkan tempat tinggal untuk berteduh, yaitu rumah.
Jumlah yang banyak tersebut , dalam hari-hari awal tentunya bisa diakomodasi dengan fasilitas umum di daerah yang aman, seperti sekolah dan tempat ibadah atau tenda darurat. Tapi pada minggu dan bulan selanjutnya,  tinggal di tempat umum atau tenda darurat itu bukanlah sesuatu yang nyaman dan aman. Mengingat setiap setiap orang memiliki barang-barang pribadi dan kebutuhan pribadi serta sebuah privasi keluarga.
Maka dari itulah dibutuhkan sebuah rumah sementara/ rumah pengungsi, yang bukan tenda, karena tenda tidak nyaman ketika panasnya siang, tiupan angin dan ketika terjadi hujan lebat. 

Rumah sementara ini akan menjadi tempat yang nyaman, sambil menunggu masa aman bencana dan rekonstruksi pasca bencana.
Rumah sementara  ini berukuran lebar 4 meter dan panjang 7 meter, dengan jendela,  pintu dan teras depan. Konstrusksi terbuat dari bambu berukuran sebesar lengan orang dewasa. Berdinding bilik bambu dan beratap seng. Dengan catatan, material dinding dan atap bisa disesuaikan dengan material lain yang di lokasi. Rumah sementara ini dibangun oleh 5 orang dewasa dapat berdiri dan jadi, setelah semua material siap, hanya selama 3 jam kerja. Total biaya untuk membuat rumah sementara dengan material bambu, pagar bilik bambu,  paku,  atap seng yang harus dibeli dan biaya tukang 5 orang, total biayanya adalah Rp.2.750.000,-

Rumah sementara ini tidak kaku dalam penggunaan material bangunan, bambu bisa disubstitusikan dengan kayu dolken atau balok kayu kaso, bahkan batangan pipa besi. Paku yang kadang sulit didapatkan di lokasi bencana digantikan dengan ikatan tali/kawat. Demikian pula penggunaan dinding dan atap. Bilik bambu bisa diganti dengan triplek atau seng, demikian pula atap seng bisa diganti dengan genting sisa rumah yang rusak atau atap rumbia.

Rumah sementara ini  Telah didirikan dalam jumlah ribuan unit atas bantuan sebuah lembaga donor dari Jerman, ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta. Sukarelawan yang menjalankan amanah dari lembaga donor Jerman  ini, sampai tulisan ini dibuatpun belum pernah bertatap muka. Lokasi pembangunan diajukan lewat kordinat satelit. Ketika  pembangunan selesai  tim donor dari Jerman tersebut  hanya memantau dari citra satelit, dengan jawaban OK dan “You are greath!”.

Berikut ini gambar tahapan kerja potongan bambu, pemasangan sambungan, dinding dan atap rumah sementara:

Kuda-kuda Rumah Sementara Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana




Konstruksi Rangka+Bangku Teras Rumah Sederhana Pengungsi

Dinding, Pintu & Jendela Rumah Sederhana Pengungsi


Rumah Sementara Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana












Tangerang Selatan, 13 Desember 2013

Suwardi Hagani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar