Minggu, 31 Januari 2016

Cara Mengekspor Tanaman dan Kisah Eksportir Pemula

CARA MENJADI EKSPORTIR
DALAM MENGEKSPOR TANAMAN KE LUAR NEGERI
DAN KISAH SEORANG EKSPORTIR PEMULA


A. Menjadi Eksportir.
     Pasar bebas dunia khususnya pasar bebas ASEAN adalah sebuah kenyatan yang sudah berjalan dan harus kita hadapi secara positif, caranya kita harus siap menjadi wirausahawan kelas dunia. Salah satunya adalah menjadi eksportir.

    Menjadi eksportir tidak harus kita mempunyai sebuah pabrik, punya produk atau perkebunan besar, tapi menjadi eksportir hanyalah sebuah kemampuan menjual barang dari Indonesia ke manca negara.

Ekspor pohon beringin ke China
Tampak dicuci ulang di atas kontainer open top, agar bersih


     Menjadi eksportir bisa  hanya "bermodal dengkul", tapi wajib sedikit punya kemampuan bahasa asing. Lainnya boleh dibilang hanya bermodal sedikit dana.
Karena barang hasil dari hutang dan biaya pengapalan juga dari hutang kepada pelayaran, biaya hanya untuk kebutuhan pembuatan dokumen dan mondar-mandir.
Hal yang penting kita punya pembeli di luar negeri dan tentunya harus jujur, ulet serta bertanggung jawab.
Pada hakekatnya ekspor layaknya adalah sebuah perdagangan biasa tapi dengan sejumlah dokumen antar negara yang aturannya mengacu hukum internasional.
 
     Mendapatkan pembeli luar negeri bisa karena beberapa cara dan sebab:
1. Karena pembeli luar negeri datang mencai sebuah produk dan secara kebetulan " berjodoh" dengan produk tersebut kita miliki atau kita tahu sumber produksinya. Hal ini dialami alami oleh penulis yang "mendadak menjadi eksportir". Kisah tersebut diceritakan di ahir tulisan ini.
2. Karena produk kita iklankan secara global, kemudian pembeli luar negeri tertarik untuk membeli.
3. Karena kita mencari pembeli luar negeri dari produk kita lewat internet.
4. Karena kita berburu pembeli ke luar negeri "secara gagah berani', yaitu bermodal turis back packer, berkeliling mencari data dan menemui pembeli di negeri orang tidurnya di terminal dan hotel murahan. Tapi kita harus dahului dengan riset data tentang negeri tersebut.
5. Melalui pertemuan bisnis di kamar dagang (Chamber of Comerce) antar negara negara dan pameran internasional atas produk yang kita miliki.
6. Menanam agen pemasaran di negara yang bersangkutan, baik profesional marketing, teman, saudara, atau pekerja TKI yang punya akses pemasaran. Bahkan mahasiswa Indonesia di luar negeri.


    Pada tulisan ini dibahas mengekspor produk pertanian, khususnya tanaman. Penulis adalah orang yang sangat yakin bahwa: " Masa depan Indonesia ada di industri pertanian". Mari kita buktikan bersama.



B. Persiapan-persiapan Ekspor
1. Persiapan Barang
Persiapan barang atau tanaman untuk ekspor harus mengikut spesifikasi permintaan pembeli. Untuk tanaman meliputi:

a. Jenis tanaman harus benar sesuai nama latin. Contoh pohon beringin (Ficus benjamina) jangan salah karena banyak jenis pohon beringin.

b. Ukuran harus sama dengan toleransi 10% ukuran, kalau tinggi satu meter berarti toleransi kekurangan 10cm alias paling minimal ukuran tinggi 90cm.
Pengukuran pohon meliputi:
•Tinggi daun.
•Tinggi batang keras untuk jenis palem berbatang tunggal.
•Diameter batang pada pohon berkayu keras. Diukur diameter batangnya pada ketinggian satu meter dari permukaan tanah.
•Besarnya penggalian bola akar (root ball).

c. Tanaman harus dalam kondisi sehat. Baik daun, batang dan akar.

d. Standar internasional mengharuskan ekspor tanaman harus bebas dari media pembawa hama yaitu soil alias tanah. Jadi tanah harus kita cuci bersih. caranya dengan merendam lebih dulu, kemudian disemprot dengan air bersih sehingga tanah tidak ada sama sekali. Tapi harus diingat, ketika menyemprot dengan air jangan sampai membuat akar terluka.

e. Tanah setelah dibersihkan, diganti dengan cocofeat, bubuk sabut kelapa. Biasanya dicampur pasir. Tapi ingat, di negara Timur Tengah pasir dianggap tanah juga, jadi  pasir bisa bermasalah juga.


2. Persiapan Dokumen.

a. Invoice. (Berisi nama, jumlah, harga satuan dan Total harga *dalam bahasa Inggris).



b. Packing List. (Berisi nama barang, jumlah, berat satuan dan Total berat barang).

Contoh PACKING LIST


c. Certificate of Origin. (Sertifikat negara asal, dibuat di kantor Departemen Perdagangan RI).
Suwardi Hagani Bioteknologi
Certificate of Origin



d. Phythosanitary Certificate (Sertifikat karantina diurus di kantor karantina Departemen Pertanian RI. Saat ini sebelum mengekspor dan membuat sertifikat karantina harus didahului dengan mengurus Izin Pemasukan dan Pengeluaran Sumber Daya Genetik Tanaman. Di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan perizinan Deptan RI, berlokasi di Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan).



e. Shiping instruction : Sebuah informasi tertulis dari pengirim barang kepada pihak perkapalan agar mereka tahu barang yang akan di kirim.

Contoh SHIPING INSTRUCTION


3. Penghitungan harga produk meliputi:
    • Harga barang/biaya produksi
    • Biaya transportasi/freight cost.
    • Biaya dokumen /document fee.
    • Keuntungan yang kita inginkan.

C. Sistim Pembayaran.
1. Langsung (cash)
2. Telegrafic Transfer (T/T).
3. Letter of Credit (L.C).

D. Pengemasan Barang (Packing).
     Pengemasan barang adalah sesuatu yang wajib dalam perdagangan ekspor impor. Selanjutnya bagaimana cara pengemasan tanaman?
a. Pengemasan harus menyiapkan lubang Untuk masuknya oksigen.
b. Standar pengukuran inggris, yaitu menggunakan satuan inci dan kaki /feet.
c. Pada tanaman kecil, pada bagian akar bisa diberikan kapas, tisyu atau cocofeat (bubuk sabut kulit kelapa) yang diberikan air. Bagian daun dibungkus kertas.
d. Pada pohon besar bagian batangnya dibungkus karung goni atau busa yang dapat menyerap air.
Pada bagian daun dibungkus jaring paranet.

E. Angkutan Yang digunakan.
1. Darat. Dengan menggunakan truk untuk negara daratan. Minimal antara Indonesia, Malaysia dan Brunei di Kalimantan.

2. Udara. Menggunakan cargo pesawat udara.

3. Laut. Menggunakan kapal, baik terbuka di atas kapal, maupun menggunakan kontainer.

F. Standar Kebersihan Barang (Sanitary).
     Kebersihan barang, khususnya dari tanah dan hama adalah hal yang mutlak dalam ekspor tanaman.
•Jika kita mengekspor 100 kontainer tanaman, selanjutnya oleh karantina negara tujuan ditemuka satu ekor semut, maka seratus kontainer tanaman itu harus dimusnahkan.
• Jika ada tanah terbawa pada bekas telapak kaki sewaktu memuat, maka itu juga dianggap tidak higienis, maka 100 kontainer tanaman tersebut juga harus dimusnahkan. Paling minim dikembalikan ke negara asal. Tentunya eksportir akan mengalami rugi besar, dari pohon itu sendiri dan biaya pengapalan.


G. Istilah-istilah Umum dalam Ekspor Tananam.

Invoice
Packing List
Payment
Deposit payment
Balance
Curency
Bill of Ladding (B/L)
Airway Bill (AWB)
Certicate of Origin (C/O)
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
Phytosanitary Certificate
Media tanam
Cocofeat
Fumigasi
Bacida tabaci
Free on The Boat (F.O.B)
Free on The Truck (F.O.T)
Cost and Freight (CNF)
Free of The Cost (FOC)
Cost Insurance and Freight (C.I.F)
Door to Door (DoD)
20 feet (20")
40 feet (40")
Open Top Container
Dry Container
Refrigrator Container (Refers)
open one door container
Air cargo
Handling
Trucking
Stuffing
Loading
Closing
ETA
ETD
Forwarder/Shipper
Dokument fee
Bill of Ladding (B/L)



H. Kisah Dari Penulis Sebagai Eksportir Pemula
     Saya Suwardi Hagani, Ketika lulus kuliah di Universitas Indonesia sebagai sarjana ilmu arkeologi di tahun 1995, memutuskan diri menjadi petani, bukan sebagai arkeolog (maklum waktu itu jika jadi PNS gajinya sangat kecil sekali). Juga karena saya sangat hobby kegiatan sebagai aktivis lingkungan hidup sewaktu masa kuliah.
     Kemudian saya berdedikasi penuh pada usaha tanaman pohon penghijauan. Secara tiba-tiba pada tahun 1996 saya mendapatkan pembeli dari Singapura, Mr. R.P Jiccky yang pada masa kemudian akrab seperti keluarga, dan pembeli ini cocok langsung memberikan uang muka (Deposit payment), untuk mengekspor tanaman pohon palem, jenis Livistona rotundifolia, dikenal dengan nama lokal pohon palem sadeng/sadang.
     Sedikitpun saya tidak mengerti tentang ekspor/impor, narasumber untuk ditanya tidak ada, pada masa itu internetpun belum ada di masyarakat umum, apalagi mesin pencari internet, semacam google dsb.
Maka saya berpikir keras untuk tahu tentang tata cara ekspor, satu-satunya cara adalah dari buku.
Malamnya saya ke toko buku Gramedia, di Bintaro Plaza yang tidak jauh dari rumah. Langsung saya memborong sekitar 20 buku tentang ekspor impor, maklum siangnya habis menerima uang muka ekspor, jadi harga buku tidaklah masalah. Tebalnya buku total lebih dari setengah meter, saya beli dan saya membaca cepat semalaman sampai pagi, pada bagian yang penting-penting saja.
     Sungguh "buku memang sebuah jendela ilmu", dalam semalam saya terbayang jelas yang namanya ekspor impor. Tapi masalah belum selesai, karena saya tidak tahu kemana dan di mana memesan kapal serta kontainer, karena tidak ada pembahasan cara menyewa kontainer di buku yang saya beli.
Jawabannya saya dapat lewat buku pula, yaitu buku telephon yang disebut " Halaman Kuning" (yellow pages).

     Waktu itu saya pilih sebuah perusahaan perkapalan (forwader) hanya karena gambar iklannya bagus, yaitu PT Samudra Indonesia, selanjutnya dengan anak perusahaan yang bernama PT. Masaji Prayasa Cargo.
Kemudian terjadilah pemesanan dua buah kontainer lewat telphon di bagian marketing perusahaan tersebut. Dilayani oleh ibu Tri yang kemudian pada pertemuan muka setelah kapal berangkat ternyata kami saling kenal, karena dia teman sekampus saya.

Sebuah perusahaan besar sekelas PT Samudera Indonesia yang punya banyak kapal dan ribuan kontainer serta kantor cabang di seluruh dunia, para stafnya sempat panik karena baru saat itu punya klien yang mengekspor tanaman. Tentunya mereka tidak tahu "Standard Operational Procedure" (SOP) yang harus dilakukan.
   Selanjutnya dikirimlah dua buah kotainer ukuran empat puluh kaki (40 feet) yang bagian atasnya terbuka (open top container) bertutup terpal tebal. Setelah terpal penutupnya dibuka agar dapat menaikan pohon dari bagian atas, nanti jika sudah selesai memuat peran terpal diganti oleh jaring plastik yang disebut paranet.
    Kontainer telah siap untuk memuat pohon palem sadeng. Pohon ukuran tinggi lima meter daun dinaikan satu persatu dengan mobil crane ukuran kapasitas 7 ton. Lokasi memuatnya di sebuah tanah kosong daerah Pondok Jangung, Serpong. Kota Tangerang Selatan. Targetnya memuat sekitar 70-100 pohon pada setiap kontainer.
Tiba-tiba mesin seranta atau biasa disebut Radio peger berbunyi, maklum jaman itu handphone masih sangat mahal, menyampaikan sebaris pesan dengan sebaris teks yang isinya kantor pelayaran minta dihubungi. Saya cari telpon umum koin, untuk menelephon kantor pelayaran yang berada di daerah Kota Tua, Jakarta.
Ternyata barang harus dilengkapi oleh sebuah dokumen karantina yang bernama Phytosanitary Certificate, tanpa dokumen tersebut barang tidak dapat dikapalkan. Masalah lainnya pemuatan itu berlangsung pada hari sabtu dan kapal akan diberangkatkan pada minggu malam.

     Kepanikan terjadi seketika, baik oleh saya maupun pihak pelayaran. Langsung "tancap gas"  kecepatan tinggi dengan motor Yamaha RX King, dari Serpong menuju Pelabuhan Tanjung Priok dengan berdoa sebanyak-banyaknya sepanjang perjalanan.
Lokasi kantor karantina Departemen Pertanian RI juga tidak tahu sebelah mana keberadaannya di Tanjung Priok.
     Setelah bertanya-tanya sampailah pada jam 15 sore di kantor karantina, suasana sebagian karyawan kantor tersebut sedang bersiap-siap akan pulang.
Hanya tersisa satu dua orang yang melakukan pelayanan serta satu orang tersisa meminta pelayanan impor kedelai. Mungkin karena doa yang dikabulkan Tuhan, setelah bingung habis mengambil dokumen permohonan kosong, bagai ada malaikat penolong, Saya diajari cara mengisi dokumen oleh seorang bapak yang juga sedang mengurus dokumen impor kedelai itu.

Sebenarnya pengurusan dokumen karantina seharusnya dilakukan seminggu sebelumnya sedangkan saya mendadak dan pada hari sabtu pula.
Ahirnya saya memberanikan diri atas saran bapak penolong tadi, untuk masuk ke dalam kantor menemui petugas yang sudah tak ada di lobby pelayanan.
Bertemulah saya dengan sedikit gemetar kepada Bapak Maman, seorang petugas karantina Tanjung Priok yang kini telah pensiun.
Saya katakan minta dibantu, karena saya sebagai anak muda yang tidak mengerti sama sekali cara mengurus dokumen karantina, tapi mau mengekspor tanaman dan barang sudah dimuat ke dalam kontainer yang besok akan dikapalkan.
Waktu semakin senja, sementara banyak kelengkapan tidak saya bawa.
-- bersambung--
:)

Selasa, 15 April 2014

Menambal Jalan Berlubang Dengan Beton Ditutup Plat Baja

TEKNIK PENAMBALAN JALAN BERLUBANG
DENGAN BETON YANG DITUTUP LEMBARAN PLAT BAJA

Tekstur tanah yang lembek dan  juga karena genangan banjir, menyebabkan banyak jalan berlubang di seluruh Indonesia. Penanganan masalah yang tidak dilakukan secepatnya akan menimbulkan ketidak nyamanan, memperlambat jarak tempuh, merusak kendaraan serta menimbulkan dampak kemacetan.
Jalan berlubang ini akan cenderung membesar karena benturan berulang oleh roda kendaraan yang lewat di atasnya. Semakin ramai kendaraan yang lewat akan semakin cepat tingkat kerusakan jalan berlubang tersebut.
Penambalan cepat dengan lapisan aspal, membutuhkan tenaga yang mengerti cara kerja dan sejumlah peralatan termasuk mesin penggiling aspal yang harus didatangkan. Sedangkan penutupan jalan berlubang dengan adukan beton semen membutuhkan waktu pengeringan beberapa hari, hal ini akan sangat mengganggu arus lalu lintas jika hal itu dikerjakan di jalan utama yang ramai.
Maka untuk mengatasi persoalan di atas diperlukan teknik yang menjadi solusi dengan prasyarat:
1.      Pengerjaannya mudah.
2.      Waktu pengerjaan cepat.
3.      Menggunakan peralatan yang sedikit.
4.      Bahannya mudah didapat.
5.      Hasil penutupan lubang  kuat.
6.      Tingkat kerataan mulus.
7.      Bisa dikerjakan oleh semua orang/masyarakat  tanpa harus oleh instansi terkait semacam Dinas Pekerjaan Umum.
8.      Biaya relatif murah.

Solusinya adalah “Teknik Penambalan Jalan Berlubang Dengan Beton Yang Ditutup Lembaran Plat Baja”, sehabis ditambal dengan beton jalan langsung bisa dilewati.

Caranya adalah Jika terdapat jalan berlubang di sekitar kita, cukup kita buat adukan semen + pasir + batu split dan lebih bagus lagi ditambah cairan pengeras (hardener) beton yang kini banyak tersedia di toko material bangunan, sehingga menghasilkan adonan beton dengan kualitas campuran yang sangat baik.
Lubang jalan tersebut kita bersihkan dari kotoran dan bagian pinggir lubang kita rapikan agar memiliki kedalaman yang sama dengan bagian tengah, agar mendapatkan ketebalan penambalan yang merata.
Volume pembuatan adukan beton secukupnya sesuai kebutuhan lubang, agar sisa adukan tidak terbuang percuma.
Jalan yang sudah dicor beton, kita tutup dengan lembaran plat baja yang tebalnya sekitar 10 milimeter. Jika ketebalan plat bajanya  tipis tidak kuat jika dilewati kendaraan berat, namun jika lembarannya terlalu tebal akan sangat mengganggu  benturan dengan roda kendaraan. Lagipula sangat berat jika diangkat secara manual.
Buatkan “garpu semacam mulut buaya” dari besi yang buatkan pegangan, untuk memindahkan plat baja sebelum dan sesudah pekerjaan. Ada baiknya pula sudut bagian atas plat baja digerinda agar tidak terlalu tajam yang berpotensi merusak ban kendaraan. Plat baja ini bisa dipakai berulangkali, namun tetap waspada karena rawan dicuri jika jalanannya sepi.
Jangan lupa pula memasang rambu/marka peringatan untuk keselamatan pekerja dan pengendara, minimal 100 meter sebelum lokasi pengerjaan.

Bagaimana jika jalan berlubangnya relatif besar, caranya dengan menggunakan beberapa buah plat baja yang sambung las listrik sementara, secara kuat namun masih tetap bisa dicopot. Buatkan kaki-kaki tiap jarak 40-50cm dari beton yang sudah dibuat sebelumnya. Kaki-kaki ini disesuaikan dengan ketebalan penambalan permukaan yang direncanakan untuk menopang plat baja di atas adukan beton yang  kondisinya masih lembek.
Satu minggu setelah pengecoran, plat baja bisa kita angkat dan digunakan ditempat lain. Sebenarnya selain plat baja bisa juga dengan kayu triplek tebal, tapi hanya bisa dilewati motor.

Teknik ini mungkin bisa diterapkan di jalan negara semacam jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), namun perlu ujicoba dan pengkajian lebih lanjut. Karena jalur Pantura yang rawan terkena banjir, butuh penutupan jalan berlubang yang selalu banyak terjadi dengan waktu pengerjaan yang cepat, tanpa harus mengganggu arus lalu lintas yang  dapat menimbulkan kemacetan total berjam-jam, karena jalur ini merupakan urat nadi perekonomian nasional.

Demikian sekilas teknik yang saya buat ini semoga bermanfaat.  Ada baiknya ayo kita buat pula komunitas Suteja (Sukarelawan Tambal Bopeng Jalan) di lingkungan kita, untuk menghidupkan semangat gotong royong dalam menambal jalan berlubang demi Indonesia yang lebih baik.


# Tangerang Selatan, 15 April 2014

Suwardi Hagani

Sabtu, 04 Januari 2014

Rumah Panggung Modern Solusi Perumahan Daerah Banjir

Jakarta itu warganya  tidak perlu kebanjiran. Semua lokasi yang kebanjiran itu memang dari dulunya sudah banjir alias rawa, terus dibuat pemukiman. Seperti daerah  Sunter, Jakarta Timur , banyak perumahan yang dahulunya adalah sebuah rawa-rawa semak belukar. Daerah Pantai Kapuk, Cengkareng Jakarta Barat, malah sebuah hutan lindung rawa-rawa dan hutan bakau yang  dilindungi Undang-undang, malah dirubah menjadi perumahan. Demikian pula dengan daerah Kampung Melayu, Kalibata dan Pesanggrahan Bintaro adalah sebuah bantaran sungai. Jadi sejak jaman revolusi  1945 juga daerah tersebut  sudah digenangi oleh luapan sungai, kemudian dijadikan pemukiman oleh masyarakat, maka jangan salahkan alam jika terjadi banjir”,  demikian omongan bijak masyarakat Betawi tentang banjir di Jakarta.
Semua kejadian di atas terjadi karena mahalnya lahan di Jakarta, maka dengan terpaksa, orang membuat pemukiman di daerah yang dari jaman dahulunya sudah rawa-rawa, persawahan dan bantaran sungai.
Hal yang paling mendesak sekarang adalah mencari solusi dari semua itu, selain semua pihak harus tertib dan patuh terhadap penggunaan tata ruang. Solusinya adalah membuat rumah panggung modern, untuk pemukiman di daerah rawan banjir.





Rumah Panggung.
Rumah panggung adalah kearifan lokal dari nenek moyang kita di hampir semua suku di Indonesia, dari Sumatera hingga papua. 
Sebuah rumah yang dibangun dengan kaki-kaki yang lebih tinggi dari tanah dan permukaan air yang tujuannya menghindari masuknya binatang buas serta untuk menghindari luapan sungai atau pasang air laut.



Suku-suku pedalaman yang jauh dari sungai dan pantai saja menggunakan rumah panggung, apalagi pemukiman masyarakat ditepian sungai-sungai besar, seperti Sungai Musi, Sumatera selatan, demikian pula pemukiman ditepian sungai-sungai besar di Kalimantan serta suku Bajo yang mendirikan pemukiman di  laut.







Rumah Panggung Modern
 
Rumah panggung tidak identik dengan rumah tradisional  dan rumah panggung tidak harus rumah yang terbuat dari material kayu.
 Jika kita lihat perumahan modern  di Amerika Serikat, di pedesaan, dibuat dalam bentuk  rumah panggung. Hal itu dibuat karena pemikiran sanitasi dan sistim pengudaraan yang lebih sehat ditinjau dari fungsi arsitekturalnya. 

Rumah panggung modern bisa terbuat dari logam, semen dan kayu atau bisa juga perpaduan dari ketiganya.  Bentuknya bisa minimalis, etnis atau futuristik,  Jadi mengapa bangunan yang berada di daerah rawan banjir tidak dibuat dalam bentuk rumah panggung? 











1.       Prinsip dasar dalam memanfaatkan alam adalah bersikap arif, beradaptasi dan bersahabat terhadap kaidah kekuatan alam, serta menyikapi hakekat bentuk rupa muka bumi (kontur) yang memang sudah terbentuk dalam proses pembentukan rupa daratan selama jutaan tahun, tanpa kita paksakan untuk merubahnya. Jika  kita merubahnya maka berkonsekuensi terhadap kita sendiri atau malah merugikan orang lain yang harus menanggung akibatnya.
Contohnya suatu kawasan persawahan dan rawa, kita urug dengan tanah, kemudian kita jadikan pemukiman, maka ribuan atau jutaan meter kubik air yang biasa tertahan di daerah itu sebagai sebuah embung (polder) alami, akan melejit menggenangi  ke pemukiman daerah lain yang lebih rendah di hilir, walau dahulunya bukan sebuah daerah persawahan.


2.       Bersahabat terhadap banjir sebagai perilaku alam, dengan mendisain konstruksi rumah dalam bentuk rumah panggung modern. Mempersiapkan secara teknis semua infrastruktur dan jaringan utilitas, seperti kabel listrik, saluran pipa air bersih dan sebagainya  yang ada di rumah dan lingkungan kita harus sudah kebal jika banjir akan datang secara rutin.

3.       Selama ribuan tahun, nenek moyang kita hidup nyaman dengan rumah panggung di berbagai daerah, kenapa kita harus risih kembali kepada perilaku nenek moyang kita dalam bertempat tinggal. Malah kita bisa mengekspresikan kepribadian dalam kebudayaan masing-masing suku di rumah panggung modern  kita.

Biarkan banjir datang jika memang sudah menjadi bagian dari kondisi kawasan yang kita diami, asalkan datangnya banjir tidak menimbulkan kerugian, mengganggu aktivitas rutin sehari-hari dan kita tetap merasa nyaman ketika banjir itu datang. Solusinya adalah "Rumah Panggung Modern Sebagai Solusi Perumahan Daerah Banjir".

Tangerang Selatan, 04 Januari 2014

Suwardi Hagani


Sabtu, 28 Desember 2013

Terbit Buku: "Pohon Penghijauan dan Pertamanan" (Indonesia Tropical Plants)

Buku "Pohon Penghijauan dan Pertamanan"
Penulis: Suwardi Hagani
Minara Pustaka: 2013
Judul Buku: "Pohon Penghijauan dan Pertamanan (Indonesia Tropical Plants)"
--adalah sebuah katalog tanaman bergambar dengan nama lokal dan nama botani (latin) dengan 500 gambar dari 450 jenis tanaman yang populer ditanam untuk penghijauan dan pertamanan. Berguna untuk petani dan pedagang tanaman hias, kontraktor lanskap, dinas pertamanan, pecinta tanaman, pelajar dan mahasiswa--

Penulis: Suwardi Hagani
Penerbit: Minara Pustaka, Tangerang Selatan
Halaman: 143 halaman, artpaper, full color. setengah kuarto
Harga: Rp.125.000,- termasuk ongkos kirim seluruh Indonesia.

Alamat penerbit: Jl. Jombang raya, Kel. Perigi Lama RT01/07 No.8 Pondok Aren, Tangerang Selatan 15227. Tel. 0817710464 (marketing)

Kamis, 19 Desember 2013

Cara Membuat "Hutan Tropis" Indonesia


m

How to make a "tropical rain forest"



Oleh: Suwardi Hagani


Keberadaan sebuah hutan telah disadari oleh manusia modern sebagai sebuah kebutuhan. Tapi hutan yang menjadi kebutuhan itu luasnya semakin menipis dan berkurang karena terjadinya pembukaan lahan oleh manusia.


Pembukaan lahan secara besar-besaran ini dimulai sejak jaman Indonesia kuno (mbabad alas), untuk lahan pemukiman, pembuatan ibukota kerajaan dan pertanian. Kemudian pada periode kolonial, pembabatan hutan terjadi lagi untuk lahan perkebunan-perkebunan dalam skala besar, guna menanam rempah-rempah dan komoditas perkebunan. Selanjutnya ketika periode kemerdekaan, khususnya di pulau Jawa dan sekitar ibukota provinsi di pulau-pulau lainnya, pembabatan hutan  banyak terjadi karena petani semakin terdesak untuk mencari lahan murah, sementara lahan pertanian yang dekat kota telah beralih fungsi menjadi  lahan bisnis, perumahan dan Industri. Hal inilah yang  membuat hutan tropis Indonesia hilang, menjadi lahan gersang dan daerah-daerah tandus.
Hal yang terbayang dari sebuah hutan tropis Indonesia adalah sebuah hutan belantara yang lebat, dengan naungan pohon-pohon raksasa yang menaungi atasnya dan semak belukar yang mengisi rapat pada bagian bawahnya. Dengan burung-burung berkicau ceria, kadal dan hewan liar berlarian serta kupu-kupu menari dengan indahnya.
Dari hutan tropis yang lebat inilah kita bisa merawat mata rantai kehidupan, menangkap lebatnya air hujan yang kemudian dilepas secara perlahan dalam bentuk mata air. Menciptakan milyaran ton oksigen dan membuat udara bersih yang akan dihirup oleh seluruh mahluk di muka bumi. Jadi membuat sebuah hutan tropis adalah sebuah investasi masa depan untuk kebaikan mahluk bumi dan kehidupan generasi yang akan datang.
Selanjutnya bagaimana cara membuat hutan dari sebuah lahan kosong, tanpa satupun tanaman dapat kita jadikan sebuah "hutan hujan tropis"?

Kita dapat membuat hutan, dari lahan kosong selebar  25 meter persegi hingga ribuan hektar dapat kita jadikan hutan tropis yang cantik dan mirip dengan kondisi sebenarnya. Dari pengalaman penulis selama berkreasi dalam "menciptakan sebuah hutan" di berbagai lokasi, semakin luas lahan yang tersedia semakin mudah berkreasi menciptakan hutan tropis.-- Tapi tentunya semakin besar lahannya membutuhkan sumberdaya dan sumber dana yang  semakin  besar--

Tahapan-tahapan pekerjaan yang dapat kita lakukan dalam "membuat hutan", dikisaran ilustrasi lahan seluas satu hektar adalah sebagai berikut:

A.   Perencanaan dan Pembuatan Konsep dasar
1.   Kita harus menentukan jenis hutan yang akan kita buat,  berdasarkan lokasi daerah hutan itu berada. Kita pilih salah satu dari jenis hutan yang akan kita ciptakan, meliputi:
a. Hutan dataran tinggi/pegunungan
b. Hutan dataran rendah
c. Hutan pesisir atau pantai



Penentuan ini penting karena menyangkut jenis pohon yang akan ditanam dan penataan lanskap dari hutan tersebut. Jangan terjadi karena kesalahan penentuan jenis hutan,  pohon bakau kita tanam pada hutan pegunungan dan pohon cemara pinus kita tanam di pantai, tentunya hal ini sangat tidak logis dalam penempatan vegetasi.
2. Pelajari dan inventarisasi  jenis pohon lokal daerah setempat, dengan terjun ke lapangan melalui narasumber lokal dan refrensi kepustakaan.  Jenis tanaman  lokal yang harus di inventarisasi untuk digunakan meliputi jenis:
a. Pohon tanaman keras (tree)
b. Palm-palman (palm)
c. Pakis-pakisan (fern/cycad)
d. Anggrek liar (orchid)
e. keladi-keladian (alocasia)
f. Bambu-bambuan (bamboo)
g. pandan-pandanan (Pandanus)
h. temu-temuan (spice)
i. Pisang-pisangan (musa/heliconia)
j. tanaman rambat lokal (perennial)
k. tebu-tebuan
l. semak liar (schrub)
m. rumput liar ( wild grass)
n. lumut
o. tanaman air (water plants)

jika kita sudah menginventarisir tanaman lokal berdasarkan data lapangan dan kepustakaan, barulah bisa kita membuat rencana penempatan tanaman dalam sebuah gambar denah atau peta.
 Salah satu cara mudah mendapatkan pohon lokal suatu daerah adalah dengan menginventasir nama tempat, jalan, kampung, dusun, kecamatan, nama danau, sawah dan sungai. Contoh:  Jalan Bungur, kelurahan Gandaria, Kampung Pondok Aren, Pasar Jengkol,  Kecamatan Ciputat, Waduk Jatiluhur, Situ Gintung,  Sungai Cipinang , Rawa Gelam, Kabupaten Garut dan sebagainya yang semuanya mengacu nama tanaman.

3. Pentingnya pohon lokal dalam pembuatan sebuah  hutan.
Dalam menciptakan sebuah hutan, jangan asal tanam pohon yang kita temui di pedagang tanaman. Kita juga harus memikirkan dampaknya terhadap kesimbangan ekologi dan ekosistem serta estetika. Jenis tanaman harus dari jenis yang berada di daerah tersebut atau paling jauh masih dalam negara yang sama. Karena keberadaan pohon lokal sudah berproses selama jutaan tahun di daerah tersebut, telah beradaptasi dan bersimbiosis mutualisma dengan mahluk yang berada di daerah itu.
Pohon dari negara lain, apalagi dari iklim yang berbeda, berpotensi ekspansif dan menjadi predator bagi tanaman lokal. Contoh, pohon kecrutan ketika di tanam di Kepulauan Fiji, telah berekspansi mengalahkan pohon-pohon yang ada di kepulauan itu. Hal yang sama dengan pohon kayu putih yang berasal dari Indonesia, ketika ditanam di Spanyol telah membuat tanah menjadi tandus, karena mematikan mikroba-mikroba yang menyuburkan tanah. Demikian pula dengan tanaman eceng gondok yang berasal dari daerah tropis Amerika,  telah menghancurkan vegetasi tanaman air  sungai-sungai dan danau di negara kita.

4. Pembuatan Denah atau Peta lokasi
Denah atau peta lokasi penanaman bertujuan sebagai sebuah rencana induk (masterplan) dari hutan yang kita buat, merencanakan titik tanam pohon yang akan ditempatkan, kebutuhan jumlah pohon, pembagian zonasi berdasarkan family/ordo/spesies tanaman, penentuan sumber  dan titik air ketika penanaman awal, jalur jalan setapak agar dapat dinikmati oleh pengunjung di masa yang akan datang. Pemetaan juga berguna sebagai arsip data koleksi tanaman, tahun penanaman serta dokumentasipenanamannya.

Jika kita bertujuan lebih lanjut sebagai sebuah  wanawisata, ekowisata atau hutan wisata, tentunya harus ditambah dalam pemetaan untuk zona parkir pengunjung, kantor pengelola, gerbang masuk/tiket, area berkemah (camping ground), pasilitas MCK di beberapa titik, tempat duduk beristirahat di tempat terbuka,  panggung hiburan, kantin, penjualan souvenir, tempat berteduh pengunjung (shelter), pos keamanan dan nursery bibit cadangan.

B.   Penanaman
Penanaman untuk membuat hutan,  sebaiknya dilakukan  pada awal musim hujan, lebih tepatnya di kisaran bulan november dan desember. Jangan terburu-buru untuk melakukan penanaman di bulan yang tidak tepat, karena akan berisiko kerugian dengan banyaknya pohon yang mati atau kualitasnya memburuk , biasanya kering pada cabang atas sehingga bertunas hanya di bagian pangkal bawah pohon saja.
 Jika bibit tanaman yang kita siapkan setinggi  2m.,  kemudian terpapar panas kemarau sehabis ditanam menjadi tumbuh hanya setinggi setengan meter yang bersemi, berarti kita rugi waktu, mundur dua tahun dari hasil  tinggi yang kita harapkan. Lebih baik pekerjaan  lain kita lakukan jika belum masuk musim hujan  seperti mempersiapkan jalan setapak, pembuatan lubang tanam. Pembuatan sistem air untuk penyiraman dsb.
1.       Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam berpijak dari peta/denah perencanaan yang telah kita buat. Berukuran sekitar 1 meter x 1 meter, kita isi dengan ¼ meter kubik kompos atau pupuk kandang.
2.       Penanaman pohon pionir
Pentingnya menanam pohon perintis atau pionir jika lahan yang akan kita buat hutan berupa lahan kosong apalagi agak tandus, gunanya menciptakan kelembaban udara dan kelembaban tanah sehingga kualitas pohon koleksi menjadi lebih baik. Pohon pionir ini dalam jangka waktu 3 tahun kita kurangi sedikit demi sedikit, hingga tersisa sejumlah yang kita anggap perlu saja. Jenis pohon pionir yang bisa kita gunakan adalah albasia (Albizia moluccana falcataria), akasia mangium (Acasia mangium), pisang (Musa padisiaca) dll
3.       Perawatan pohon baru tanam
Perawatan pohon yang baru ditanam yang paling penting adalah penyiraman secara rutin jika cuaca kering. Pembersihan dari gulma dan pohon parasit,  Pemupukan kembali  setelah  6 bulan kemudian dan pemberantasan hama. Jika semua pohon sudah hidup dengan stabil, perawatan semacam ini sudah tidak diperlukan.
4.       Penanaman pohon koleksi langka
Penanaman pohon koleksi langka bisa berbarengan dengan pohon pionir atau lebih baik setelah pohon pionir telah hidup dengan stabil, dengan ketinggian sekitar 2-3 meter.
5.       Penanaman pohon semak, rambat, koleksi langka ukuran kecil dll.
Penanaman pohon semak dan jenis yang kecil-kecil sebaiknya jika pohon koleksi dan pionir telah tumbuh dengan stabil. Sebagian sudah bisa di tahun kedua dan sebagian lagi, seperti tanaman rambat dan lumut, jika pohon sudah cukup besar dan rimbun. Sekitar ketinggian 4-5 meter.

C.    Perawatan Hutan
Perawatan hutan tujuannya adalah menjaga agar semua pohon jangan sampai sakit, rusak, hilang dan terganggu pertumbuhannya oleh ekspansi pohon lain ( terjadi praktik “hukum rimba”), sehingga koleksinya tetap lengkap dan menjadi hutan tropis yang dapat kita banggakan.


D.    Pengetahuan Dasar Nama Tanaman Lokal Yang Dapat Digunakan

a. Pohon tanaman keras (tree): albasia, angsana, bayur, bungur, bintaro,bengkiray, buni, bunut, belimbing besi, cempaka, culam, dlingsem, dukuh, dadap, eboni,  gempol, gelam, gandaria,  jamblang, johar,jengkol,  kenanga, kenari, kosambi, kluwek, kluih, kokosan,  laban, lame, langsir, lobi-lobi,  manggis, merbau,mangga, nyampung, nangka, pala, petai,  pangsor, pinus, putat,  rambutan, rukem, salam, sempur,  sonokeling, turi, tangkil, tanjung dll.

b. Palm-palman (palm): Aren, nipah, sadeng, palas duri, wanga, kiray, kelapa, lontar, mullery, pinang dll.

c. Pakis-pakisan (fern/cycad) Kadaka, Pakis haji, pakis monyet, pakis rawa, pakis batu, simbar menjangan, pakis gajah dll.

d. Anggrek (orchid) berbagai jenis anggrek liar (spesies)  bahasa Jakarta:“pleungpeung”.

e. keladi-keladian (alocasia): keladi, talas, kimpul, sente, dll.

f. Bambu-bambuan (bamboo) bambu hitam, betung,  gombong, tali, kuning, apus, ater, suling dll.

g. pandan-pandanan (Pandanus): pandan kapur, pandan laut, pandan wangi, pandan budak dll.

h. temu-temuan (spice) temu lawat, kecombrang, kunyit, honje, kencur, temu mangga dll.

i. Pisang-pisangan (musa/heliconia): Pisang batu, pisang ambon, ganyong, garut, kana dll.

j. tanaman rambat lokal (perennial): rotan, gadung, gewor, oyod, airmata pengantin, liana dll.

k. tebu-tebuan: tebu, tebu hitam, tebu putih, tebu telur , tebu gajah dll.

l. semak (schrub): miyana, bakung laut, harendong, itilbabi, cocor bebek, picisan, pulut, jotang dll.

m. rumput liar (lawn): alang-alang, rumput embun, rumput gajah, sisik betok, emprak, tapal kuda dll.

n. lumut: lumut kayu dan lumut batu dalam berbagai jenis.

o. tanaman air : apu-apu, walingi, teratai, genjer dll.

 Demikian sekilas cara membuat hutan hujan tropis yang dapat kita buat sendiri.

Sebuah pohon dapat kita lihat dari  photo satelit yang kini bisa kita dapatkansecara bebas, apalagi jika berbentuk hutan tropis.

Permukaan bumi di pulau Jawa dan kota-kota besar lainnya  di Indonesia yang tampat berwarna coklat,  oleh atap bangunan, jalan aspal dan lahan tandus,  akan kembali hijau jika kita semua dapat membuat hutan di lahan kosong milik kita sendiri atau di lingkungan sekitar kita 

Tangerang Selatan, 10 Desember 2013.


SUWARDI HAGANI:

Twetter: Suwardi Hagani