Selasa, 10 Desember 2013

Roket Pagar Nusantara

DOKTRIN PERTAHANAN 

ROKET PAGAR NUSANTARA"

Aneka Roket Lapan

Oleh: Suwardi Hagani



Dalam peperangan dua ribu tahun terahir , penggunaan senjata artileri (artileryatau senjata dengan tembakan lengkung, telah banyak merubah arah pertempuran dan pertahanan.  Mulai dari artileri yang paling primitif, berbentuk tuas kayu bernama bandring/ketapel  yang diisi batu besar untuk dilontarkan  membobol benteng musuh, kemudian berkembang lagi, batunya dibungkus kain yang dilumuri minyak tanah, dibakar ketika dilontarkan  sehingga menjadi bola api terbang, sebagamana Sultan Salahudin (Saladin) gunakan dalam merebut Benteng Yerusalem.
Pada periode selanjutnya setelah digunakannya bubuk mesiu, artileri berbentuk   meriam sundut,  cukup lama bertengger sebagai sebuah kekuatan senjata tembakan lengkung  di darat dan lautan  yang menjadikan bangsa eropa menguasi dunia.
Parade Roket Depan Gelora Bung Karno
Kapal Terpedo TNI AL Kelas Komar
yang "Battle proven" Era 1960an 
Selanjutnya  mortir menjadi era artileri perang modern  hingga saat ini,  kemudian  artileri modern terahir  yang berkembang sejak perang dunia ke-2  adalah roket, sebagai sebuah kekuatan artileri dengan kemampuan   yang paling lengkap, jauh  dan dahsyat.







Sisa benteng Surosowan, Banten
Tulisan ini dibuat dari pengalaman pahit bangsa ini, jangan sampai terulang lagi Nusantara bertekuk lutut, sebagaimana kerajaan Banten di Nusantara, bertekuk lutut, karena benteng pertahanan di Istana Surosowan, kini kawasan Banten Lama,  diserang oleh artileri Belanda, pimpinan  Pieter Joen Coen. Istana Surosowan yang besar, tebal dan megah itu, ditembak meriam sundut  dari arah laut selama sebulan lebih secara terus menerus,  dengan tembakan lengkung dari  kapal perang Belanda, tak bisa tahan,  ahirnya Benteng  Kerajaan Banten hancur dan kalah.

Jangan terulang lagi pesawat tempur negara Australia berputar-putar menari di atas Bandara El Tari, Kupang NTT,  pasca lepasnya Timor Timur, karena kita sama sekali tidak memiliki artileri pertahanan udara yang memadai di Bandara itu untuk menangkal pesawat sekelas F 18 Hornet.
Jangan terulang lagi kapal perang TLDM menyiram para marinir TNI AL, dengan hempasan ombak kapal yang sengaja ke arahkan kepada para tentara kita, ketika sedang berjaga di Karang Unarang, Ambalat. Seandainya kita mampu membuat roket /torpedo jinjing seperti layaknya rudal panggul anti serangan udara TNI AU, tentunya kapal perang TLDM tidak berani mendekat dan melecehkan.  Marinir TNI AL di tahun 2005 itu tidak perlu nekat, melakukan operasi senyap secara manual  atas inisiatif sendiri, sehingga secara  tiba-tiba sudah berada di atas ajungan kapal TLDM dengan menodongkan senjata, memaki dan mengusir kapal  perang TLDM. Walau habis menggertak tapi pulangnya dengan melompat bak ikan nyemlung ke laut untuk kembali ke pos.

Pesawat mata-mata USA
Dan Jangan terulang lagi pesawat mata-mata negara lain hilir mudik di atas langit kita, seenaknya tanpa kita bisa berbuat apa-apa.  Seandainya kita memiliki sistim artileri roket pertahanan udara jarak jauh di setiap wilayah, tentunya akan dapat dengan mudah kita kunci dan mereka tak akan berani lewat tanpa permisi. Demikian pula dengan kapal-kapal selam negara lain yang hilir mudik di dalam laut kita.
Kita dapat mengatasi semua masalahan di atas dengan membuat doktrin perang baru yang menjadi pelengkap strategi yang sudah ada, dengan nama Doktrin Roket Pagar Nusantara, yaitu menjadikan roket, baik roket kendali maupun non kendali, menjadi alat utama sistim senjata (alutsista) di semua matra TNI, di semua wilayah pertahanan, di semua komando daerah, di semua brigade, divisi, armada, bandara, pangkalan hingga pos terluar. Sehingga roket menjadi pagar berduri yang siap menghancurkan dan siap melumat pasukan, tank, pesawat tempur, kapal perang, kapal selam hingga satelit yang mencoba nakal memasuki wilayah NKRI.


Pemikiran yang menjadikan Doktrin Roket Pagar Nusantara dikembangkan adalah:





  • 1.       Roket memiliki daya tangkal dan daya getar yang sudah terbukti dalam banyak pertempuran.


  • 2.       Kita mulai memiliki kemampuan teknologi dasar roket, yaitu bahan bakar roket yang selama ini disimpan rapat oleh pemilik teknologi bahan bakar roket (istilahnya,  rocket rezime).  Selanjutnya tinggal dikembangan tentang  sistem kendali dan penjejagan. Program membuat 1000 roket pertahun oleh Departemen Pertahanan dan Pabrik Bahan Bakar Roket di Jawa Barat adalah awal yang bagus.
Roket TNI Buatan Indonesia
Aneka Roket Lapan
  • 3.       Murah jika kita buat sendiri. Nilai ekonomis perang sebuah roket  buatan sendiri menjadi sangat murah. Sebuah roket seharga ratusan juta, mampu merusak dan menghancurkan alutsista musuh yang berharga ratusan milyar hingga trilyunan.
  • 4.       Cocok untuk semua flatform/matra di TNI, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Tinggalah keragaman jenis roket harus mampu kita buat, sesuai kebutuhan masing-masing kesatuan,  dari yang sebesar bambu hingga sebesar menara masjid. Entah bernama RPG, mortir, rudal atau torpedo.
  • 5.       Sangat portable jika harus ada pergeseran kekuatan dengan cepat, cukup dengan hitungan menit dan jam dalam penyiapan dan pergeserannya. Operatornya lebih sedikit, pangkalan, perawatan  dan pergudangannya lebih ringkas. Bahkan daya jangkau jarak jauh merupakan kemampuan perpindahan ruang yang menjadi sifat roket itu sendiri.

  • 6.       Dapat menjadi alat yang bersifat sistem  pertahanan (depensif), maupun sebagai alat penyerbuan (opensif)  ke jantung pertahanan musuh,  tanpa mengandalkan penerjunan satupun pasukan.

  • 7.       Masih bisa dikembangkan untuk bentuk yang lebih senyap (silent) dan siluman (stealth), terhadap radar sistem pertahanan anti roket musuh.

  • Iran Sukses Dengan Diplomasi Roket
  • 8.       Menjadi kekuatan yang berlipat daya gempurnya dari sebuah pasukan, sebuah mobil patroli, sebuah pesawat atau kapal perang.

  • g
  • 9.       Bisa dijadikan alat tawar diplomasi politik internasional,  jika kita sudah memiliki kemampuan yang berkapasitas roket lintas negara dan  lintas benua.
Demikian sekedar pemikiran ringan untuk pertahanan dan kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, semoga di darat, dilaut dan di udara kita jaya.

Tangerang Selatan, 10 November 2013
g
Roket RX 550

Tidak ada komentar:

Posting Komentar