Kamis, 05 Desember 2013

Green Belt Untuk Mereduksi Partikel Garam Ke Bangunan Pabrik

Desain Konsep 

Pembuatan “Pagar Hijau” (Green Belt)

Untuk Mereduksi Partikel Garam

Di Kawasan PT. XXXX XXXX, Anyer Banten


Oleh: Suwardi Hagani

A.      Masalah:

1.       Kebutuhan pagar pemecah angin (wind break) untuk memagari secara alami lokasi pabrik , dari partikel garam yang terbawa dari angin laut, membutuhkan pohon yang harus ditanam dengan ketinggian pohon setinggi 14 meter.  Disain konsep ini dibuat untuk proyek PT XXXX XXXX   yang berada di daerah Anyer, Provinsi Banten,  Indonesia.
2.       Butuh waktu yang lama untuk menghasilkan pohon setinggi itu, harus dicari solusi dengan hasil setinggi 14 meter dalam waktu 3 tahun yang akan datang.
3.       Kebutuhan pohon yang kokoh, rimbun dan rapat untuk menahan kuatnya angin laut, bahkan topan serta partikel  garam yang terbawa oleh angin dari laut tersebut.
4.       Tanah kapur/karang yang tidak subur di daerah Anyer, Banten, sangat miskin unsur hara/humus yang menyebabkan pohon akan lambat mengalami pertumbuhan dan menambah ketinggian.
5.       Lahan kawasan pabrik dengan luas terbatas, lebar 3,5 meter dan panjang 325 meter,  harus cukup mengakomodasi kebutuhan tersebut.

B.      Solusi:
1.       Harus ditanam pohon dengan target harus mampu setinggi  14 meter dalam tiga tahun, yaitu dengan menanam pohon yang sudah setinggi 8-9 meter, dari jenis tanaman keras yang kuat menahan angin laut dan badai serta kadakala  adanya angin panas yang membakar daun (win burn). Juga kemampuan yang tahan terhadap partikel garam (salt particle adaptif).

2.       Pohon harus ditanam rapat (full block) dari ruang yang ada (3,5m x 325m), dalam fomat rapat atas, tengah dan bawah, dengan cara:
a.       Format penanaman rapat atas, yaitu penanaman  pohon setinggi 8-9m sebagai pohon utama, dengan kemampuan dapat tumbuh alami di atas 14 meter, seperti mahoni (Swietenia mahagony), ketapang (terminalia kattapa), beringin (Ficus benjamina), jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), Trembesi (Samanea saman), palm sadeng (Livistina rotundifolia), afican tulip (Sphatodea campanulata), sengon buto (Albizia lebbeck), pule (Alstonia scholaris) dan lain-lain. Ditanam secara rapat jarak 2-4 meter.
Mengingat vegetasi pantai yang relatif asin, diperlukan pohon lokal dari daerah sekitar atau dataran rendah pantai agar mudah beradaptasi, sehingga petumbuhannya menjadi lebih cepat ketimbang pohon yang berasal dari dataran tinggi.
Mengingat pohon yang setinggi 8-9 meter tidak ada yang ready stock dalam jumlah banyak, maka pemilihan pohon harus beragam (multiculture) yang penting target hasil, sebagai green belt  setinggi  14 meter lebih nantinya terpenuhi.
Pada pohon yang beragam, dengan kelebihan masing-masing,  kemampuan mem-barrier dari berbagai jenis polutan lebih tinggi ketimbang pohon yang hanya sejenis (monokultur).
Green belt  yang rapat dari hasil riset terbukti mampu memagari polutan 30-70% ke daerah sebelahnya. Dan mampu menurutkan temperatur  udara hingga  4 derajat celcuis di daerah dekatnya.

b.      Format penanaman rapat tengah, yaitu dari pohon perdu dan jenis pal berumpun yang memiliki kemampuan tinggi alami antara 2-8 meter. Seperti palm jepang (Pitchosperma macarthury), salak (Salaka edulis), hanjuang (dracena sp), palm sledri (Caryota mitis), pisang liar (musa sp), walisongo (Brassia actinophylla) , jambu laut (Hollarhena sp)dan lain-lain.

c.       Format penanaman rapat bawah, yaitu pohon semak yang memiliki kemampuan tinggi alami 0,5m-2m. seperti Bougenville (Bougenvillea glabra), palm waregu (Raphis excelsa) Keladi (alocasia macrorizha), bakung laut (Crinum asiaticum gighanteum) dan lain-lain.

3.       Tanah tempat menanam harus digali sedalam 1-2 meter ditambah tanah subur dan pupuk kandang/compos sekitar  30% dan diaduk sehingga mempercepat proses pertumbuhan. Pengolahan ini sangat penting dalam rangka menyiapkan unsur hara yang cukup dan ruang gerak akar yang kuat dalam jangka panjang.

4.       Harus terlihat dalam komposisi alami yang indah dan relatif tanpa perawatan (low maintenance) kecuali ketika baru ditanam dan pemberian pupuk berkala minimal 6 bulan sekali (10kg/m2) agar tanaman tetap subur dan rapat.

C.      Estimasi lama pengerjaan: 2 sampai 3 bulan tergantung kondisi lapangan, seperti kesiapan material, pendanaan, pekerjaan pihak lain di lokasi yang sama dan cuaca.

D.      Estimasi perkiraan biaya per meter persegi  ( Design and Build):  Rp.1jt ~ Rp1,2jt /m2.

Demikian gambaran kasar disain konsep Pagar Hijau (green belt) untuk mereduksi partikel garam dari arah laut.

Tangerang Selatan, 28 November  2013


Email : suwardihagani@gmail.com

 Twetter: Suwardi Hagani 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar