RUMAH SEMENTARA
UNTUK
PENGUNGSI BENCANA
Pada kawasan yang terkena bencana dalam sekala besar, baik
gempa bumi, banjir besar, letusan gunung berapi, konflik bersenjata maupun tsunami, menciptakan
gelombang pengungsi dalam jumlah banyak yang membutuhkan tempat tinggal untuk
berteduh, yaitu rumah.
Jumlah yang banyak tersebut , dalam hari-hari awal tentunya
bisa diakomodasi dengan fasilitas umum di daerah yang aman, seperti sekolah dan
tempat ibadah atau tenda darurat. Tapi pada minggu dan bulan selanjutnya, tinggal di tempat umum atau tenda darurat itu
bukanlah sesuatu yang nyaman dan aman. Mengingat setiap setiap orang memiliki
barang-barang pribadi dan kebutuhan pribadi serta sebuah privasi keluarga.
Maka dari itulah dibutuhkan sebuah rumah sementara/ rumah pengungsi, yang bukan tenda, karena tenda tidak nyaman ketika
panasnya siang, tiupan angin dan ketika terjadi hujan lebat.
Rumah sementara
ini akan menjadi tempat yang nyaman, sambil menunggu masa aman bencana dan
rekonstruksi pasca bencana.
Rumah sementara ini berukuran lebar 4 meter dan panjang 7
meter, dengan jendela, pintu dan teras
depan. Konstrusksi terbuat dari bambu berukuran sebesar lengan orang dewasa.
Berdinding bilik bambu dan beratap seng. Dengan catatan, material dinding dan atap
bisa disesuaikan dengan material lain yang di lokasi. Rumah sementara ini
dibangun oleh 5 orang dewasa dapat berdiri dan jadi, setelah semua material
siap, hanya selama 3 jam kerja. Total biaya untuk membuat rumah sementara
dengan material bambu, pagar bilik bambu,
paku, atap seng yang harus dibeli
dan biaya tukang 5 orang, total biayanya adalah Rp.2.750.000,-
Rumah sementara ini tidak kaku dalam penggunaan material
bangunan, bambu bisa disubstitusikan dengan kayu dolken atau balok kayu kaso,
bahkan batangan pipa besi. Paku yang kadang sulit didapatkan di lokasi bencana
digantikan dengan ikatan tali/kawat. Demikian pula penggunaan dinding dan atap.
Bilik bambu bisa diganti dengan triplek atau seng, demikian pula atap seng bisa
diganti dengan genting sisa rumah yang rusak atau atap rumbia.
Rumah sementara ini Telah
didirikan dalam jumlah ribuan unit atas bantuan sebuah lembaga donor dari
Jerman, ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta. Sukarelawan yang menjalankan
amanah dari lembaga donor Jerman ini,
sampai tulisan ini dibuatpun belum pernah bertatap muka. Lokasi pembangunan
diajukan lewat kordinat satelit. Ketika pembangunan selesai tim donor dari Jerman tersebut hanya memantau dari citra satelit, dengan
jawaban OK dan “You are greath!”.
Berikut ini gambar tahapan kerja potongan bambu, pemasangan
sambungan, dinding dan atap rumah sementara:
Kuda-kuda Rumah Sementara Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana |
Konstruksi Rangka+Bangku Teras Rumah Sederhana Pengungsi |
Dinding, Pintu & Jendela Rumah Sederhana Pengungsi |
Rumah Sementara Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana |
Tangerang Selatan, 13 Desember 2013
Suwardi Hagani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar