m |
How
to make a "tropical rain forest"
Oleh: Suwardi Hagani
Keberadaan sebuah hutan telah disadari oleh manusia
modern sebagai sebuah kebutuhan. Tapi hutan yang menjadi kebutuhan itu luasnya semakin menipis dan berkurang karena terjadinya pembukaan lahan oleh manusia.
Pembukaan lahan secara besar-besaran ini dimulai sejak jaman Indonesia kuno (mbabad alas), untuk lahan pemukiman, pembuatan ibukota kerajaan dan pertanian. Kemudian pada periode kolonial, pembabatan hutan terjadi lagi untuk lahan perkebunan-perkebunan dalam skala besar, guna menanam rempah-rempah dan komoditas perkebunan. Selanjutnya ketika periode kemerdekaan, khususnya di pulau Jawa dan sekitar ibukota provinsi di pulau-pulau lainnya, pembabatan hutan banyak terjadi karena petani semakin terdesak untuk mencari lahan murah, sementara lahan pertanian yang dekat kota telah beralih fungsi menjadi lahan bisnis, perumahan dan Industri. Hal inilah yang membuat hutan tropis Indonesia hilang, menjadi lahan gersang dan daerah-daerah tandus.
Hal yang terbayang dari sebuah hutan tropis Indonesia adalah
sebuah hutan belantara yang lebat, dengan naungan pohon-pohon raksasa yang
menaungi atasnya dan semak belukar yang mengisi rapat pada bagian bawahnya.
Dengan burung-burung berkicau ceria, kadal dan hewan liar berlarian serta
kupu-kupu menari dengan indahnya.
Dari hutan tropis yang lebat inilah kita bisa merawat
mata rantai kehidupan, menangkap lebatnya air hujan yang kemudian dilepas
secara perlahan dalam bentuk mata air. Menciptakan milyaran ton oksigen dan membuat udara bersih yang akan dihirup oleh seluruh mahluk di muka bumi. Jadi membuat
sebuah hutan tropis adalah sebuah investasi masa depan untuk kebaikan mahluk bumi dan kehidupan generasi
yang akan datang.
Selanjutnya bagaimana cara membuat hutan dari sebuah lahan
kosong, tanpa satupun tanaman dapat kita jadikan sebuah "hutan hujan tropis"?
Kita dapat membuat hutan, dari lahan kosong
selebar 25 meter persegi hingga ribuan
hektar dapat kita jadikan hutan tropis yang cantik dan mirip dengan kondisi
sebenarnya. Dari pengalaman penulis selama berkreasi dalam "menciptakan sebuah
hutan" di berbagai lokasi, semakin luas lahan yang tersedia semakin mudah
berkreasi menciptakan hutan tropis.-- Tapi tentunya semakin besar lahannya
membutuhkan sumberdaya dan sumber dana yang
semakin besar--
Tahapan-tahapan pekerjaan yang dapat kita lakukan dalam "membuat hutan", dikisaran ilustrasi lahan seluas satu hektar adalah
sebagai berikut:
A.
Perencanaan
dan Pembuatan Konsep dasar
1. Kita harus
menentukan jenis hutan yang akan kita buat, berdasarkan lokasi daerah hutan itu berada. Kita
pilih salah satu dari jenis hutan yang akan kita ciptakan, meliputi:
a. Hutan dataran tinggi/pegunungan
a. Hutan dataran tinggi/pegunungan
b. Hutan dataran rendah
c. Hutan pesisir atau pantai
Penentuan ini penting karena menyangkut jenis pohon yang akan ditanam dan penataan lanskap dari hutan tersebut. Jangan terjadi karena kesalahan penentuan jenis hutan, pohon bakau kita tanam pada hutan pegunungan dan pohon cemara pinus kita tanam di pantai, tentunya hal ini sangat tidak logis dalam penempatan vegetasi.
2. Pelajari dan inventarisasi jenis pohon lokal daerah setempat,
dengan terjun ke lapangan melalui narasumber lokal dan refrensi kepustakaan. Jenis tanaman lokal yang harus di inventarisasi untuk
digunakan meliputi jenis:
a. Pohon tanaman keras (tree)
b. Palm-palman (palm)
c. Pakis-pakisan (fern/cycad)
d. Anggrek liar (orchid)
e. keladi-keladian (alocasia)
f. Bambu-bambuan (bamboo)
g. pandan-pandanan (Pandanus)
h. temu-temuan (spice)
i. Pisang-pisangan (musa/heliconia)
j. tanaman rambat lokal (perennial)
k. tebu-tebuan
l. semak liar (schrub)
m. rumput liar ( wild grass)
n. lumut
o. tanaman air (water plants)
jika kita sudah menginventarisir
tanaman lokal berdasarkan data lapangan dan kepustakaan, barulah bisa kita
membuat rencana penempatan tanaman dalam sebuah gambar denah atau peta.
Salah satu cara mudah mendapatkan pohon lokal
suatu daerah adalah dengan menginventasir nama tempat, jalan, kampung, dusun,
kecamatan, nama danau, sawah dan sungai. Contoh: Jalan Bungur, kelurahan
Gandaria, Kampung Pondok Aren, Pasar Jengkol, Kecamatan Ciputat, Waduk Jatiluhur, Situ
Gintung, Sungai Cipinang , Rawa Gelam,
Kabupaten Garut dan sebagainya yang semuanya mengacu nama tanaman.
3. Pentingnya pohon lokal dalam
pembuatan sebuah hutan.
Dalam menciptakan sebuah hutan,
jangan asal tanam pohon yang kita temui di pedagang tanaman. Kita juga harus
memikirkan dampaknya terhadap kesimbangan ekologi dan ekosistem serta estetika.
Jenis tanaman harus dari jenis yang berada di daerah tersebut atau paling jauh masih
dalam negara yang sama. Karena keberadaan pohon lokal sudah berproses selama
jutaan tahun di daerah tersebut, telah beradaptasi dan bersimbiosis mutualisma
dengan mahluk yang berada di daerah itu.
Pohon dari negara lain, apalagi
dari iklim yang berbeda, berpotensi ekspansif dan menjadi predator bagi tanaman
lokal. Contoh, pohon kecrutan ketika di tanam di Kepulauan Fiji, telah
berekspansi mengalahkan pohon-pohon yang ada di kepulauan itu. Hal yang sama
dengan pohon kayu putih yang berasal dari Indonesia, ketika ditanam di Spanyol
telah membuat tanah menjadi tandus, karena mematikan mikroba-mikroba yang
menyuburkan tanah. Demikian pula dengan tanaman eceng gondok yang berasal dari
daerah tropis Amerika, telah menghancurkan
vegetasi tanaman air sungai-sungai dan
danau di negara kita.
4. Pembuatan Denah atau Peta
lokasi
Denah atau peta lokasi penanaman bertujuan
sebagai sebuah rencana induk (masterplan) dari hutan yang kita buat,
merencanakan titik tanam pohon yang akan ditempatkan, kebutuhan jumlah pohon,
pembagian zonasi berdasarkan family/ordo/spesies tanaman, penentuan sumber dan titik air ketika penanaman awal, jalur
jalan setapak agar dapat dinikmati oleh pengunjung di masa yang akan datang.
Pemetaan juga berguna sebagai arsip data koleksi tanaman, tahun penanaman serta
dokumentasipenanamannya.
Jika kita bertujuan lebih lanjut
sebagai sebuah wanawisata, ekowisata
atau hutan wisata, tentunya harus ditambah dalam pemetaan untuk zona parkir
pengunjung, kantor pengelola, gerbang masuk/tiket, area berkemah (camping ground), pasilitas MCK di
beberapa titik, tempat duduk beristirahat di tempat terbuka, panggung hiburan, kantin, penjualan souvenir,
tempat berteduh pengunjung (shelter),
pos keamanan dan nursery bibit cadangan.
B.
Penanaman
Penanaman untuk membuat hutan, sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, lebih tepatnya di
kisaran bulan november dan desember. Jangan terburu-buru untuk melakukan
penanaman di bulan yang tidak tepat, karena akan berisiko kerugian dengan
banyaknya pohon yang mati atau kualitasnya memburuk , biasanya kering pada
cabang atas sehingga bertunas hanya di bagian pangkal bawah pohon saja.
Jika
bibit tanaman yang kita siapkan setinggi
2m., kemudian terpapar panas
kemarau sehabis ditanam menjadi tumbuh hanya setinggi setengan meter yang
bersemi, berarti kita rugi waktu, mundur dua tahun dari hasil tinggi yang kita harapkan. Lebih baik
pekerjaan lain kita lakukan jika belum
masuk musim hujan seperti mempersiapkan
jalan setapak, pembuatan lubang tanam. Pembuatan sistem air untuk penyiraman
dsb.
1.
Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam berpijak dari peta/denah perencanaan yang telah
kita buat. Berukuran sekitar 1 meter x 1 meter, kita isi dengan ¼ meter kubik kompos atau pupuk kandang.
2.
Penanaman pohon pionir
Pentingnya menanam pohon perintis atau pionir jika lahan yang akan kita
buat hutan berupa lahan kosong apalagi agak tandus, gunanya menciptakan
kelembaban udara dan kelembaban tanah sehingga kualitas pohon koleksi menjadi
lebih baik. Pohon pionir ini dalam jangka waktu 3 tahun kita kurangi sedikit
demi sedikit, hingga tersisa sejumlah yang kita anggap perlu saja. Jenis pohon
pionir yang bisa kita gunakan adalah albasia (Albizia moluccana falcataria), akasia mangium (Acasia mangium), pisang (Musa
padisiaca) dll
3.
Perawatan pohon baru tanam
Perawatan pohon yang baru ditanam yang paling penting adalah penyiraman
secara rutin jika cuaca kering. Pembersihan dari gulma dan pohon parasit, Pemupukan kembali setelah
6 bulan kemudian dan pemberantasan hama. Jika semua pohon sudah hidup dengan
stabil, perawatan semacam ini sudah tidak diperlukan.
4.
Penanaman pohon koleksi langka
Penanaman pohon koleksi langka bisa berbarengan dengan pohon pionir atau
lebih baik setelah pohon pionir telah hidup dengan stabil, dengan ketinggian
sekitar 2-3 meter.
5.
Penanaman pohon semak, rambat, koleksi langka
ukuran kecil dll.
Penanaman pohon semak dan jenis yang kecil-kecil sebaiknya jika pohon
koleksi dan pionir telah tumbuh dengan stabil. Sebagian sudah bisa di tahun
kedua dan sebagian lagi, seperti tanaman rambat dan lumut, jika pohon sudah
cukup besar dan rimbun. Sekitar ketinggian 4-5 meter.
C.
Perawatan
Hutan
Perawatan hutan tujuannya adalah menjaga agar semua pohon
jangan sampai sakit, rusak, hilang dan terganggu pertumbuhannya oleh ekspansi pohon lain
( terjadi praktik “hukum rimba”), sehingga koleksinya tetap lengkap dan menjadi hutan tropis
yang dapat kita banggakan.
D.
Pengetahuan
Dasar Nama Tanaman Lokal Yang Dapat Digunakan
a. Pohon tanaman keras (tree): albasia,
angsana, bayur, bungur, bintaro,bengkiray, buni, bunut, belimbing besi, cempaka,
culam, dlingsem, dukuh, dadap, eboni,
gempol, gelam, gandaria,
jamblang, johar,jengkol, kenanga,
kenari, kosambi, kluwek, kluih, kokosan,
laban, lame, langsir, lobi-lobi,
manggis, merbau,mangga, nyampung, nangka, pala, petai, pangsor, pinus, putat, rambutan, rukem, salam, sempur, sonokeling, turi, tangkil, tanjung dll.
b. Palm-palman (palm): Aren, nipah, sadeng,
palas duri, wanga, kiray, kelapa, lontar, mullery, pinang dll.
c. Pakis-pakisan (fern/cycad) Kadaka, Pakis
haji, pakis monyet, pakis rawa, pakis batu, simbar menjangan, pakis gajah dll.
d. Anggrek (orchid) berbagai jenis anggrek
liar (spesies) bahasa Jakarta:“pleungpeung”.
e. keladi-keladian (alocasia): keladi,
talas, kimpul, sente, dll.
f. Bambu-bambuan (bamboo) bambu hitam, betung, gombong, tali, kuning, apus, ater, suling dll.
g. pandan-pandanan (Pandanus): pandan
kapur, pandan laut, pandan wangi, pandan budak dll.
h. temu-temuan (spice) temu lawat,
kecombrang, kunyit, honje, kencur, temu mangga dll.
i. Pisang-pisangan (musa/heliconia): Pisang
batu, pisang ambon, ganyong, garut, kana dll.
j. tanaman rambat lokal (perennial): rotan,
gadung, gewor, oyod, airmata pengantin, liana dll.
k. tebu-tebuan: tebu, tebu hitam, tebu putih,
tebu telur , tebu gajah dll.
l. semak (schrub): miyana, bakung laut,
harendong, itilbabi, cocor bebek, picisan, pulut, jotang dll.
m. rumput liar (lawn): alang-alang, rumput
embun, rumput gajah, sisik betok, emprak, tapal kuda dll.
n. lumut: lumut kayu dan lumut batu dalam
berbagai jenis.
o. tanaman air : apu-apu, walingi, teratai,
genjer dll.
Demikian sekilas cara
membuat hutan hujan tropis yang dapat kita buat sendiri.
Sebuah pohon dapat kita lihat dari photo satelit yang kini bisa kita dapatkansecara bebas, apalagi jika berbentuk hutan tropis.
Permukaan bumi di pulau Jawa dan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang tampat berwarna coklat, oleh atap bangunan, jalan aspal dan lahan
tandus, akan kembali hijau jika kita
semua dapat membuat hutan di lahan kosong milik kita sendiri atau di lingkungan
sekitar kita
Tangerang Selatan, 10 Desember
2013.
SUWARDI HAGANI:
Email: suwardihagani@gmail.com
Twetter: Suwardi Hagani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar