Sabtu, 28 Desember 2013

Terbit Buku: "Pohon Penghijauan dan Pertamanan" (Indonesia Tropical Plants)

Buku "Pohon Penghijauan dan Pertamanan"
Penulis: Suwardi Hagani
Minara Pustaka: 2013
Judul Buku: "Pohon Penghijauan dan Pertamanan (Indonesia Tropical Plants)"
--adalah sebuah katalog tanaman bergambar dengan nama lokal dan nama botani (latin) dengan 500 gambar dari 450 jenis tanaman yang populer ditanam untuk penghijauan dan pertamanan. Berguna untuk petani dan pedagang tanaman hias, kontraktor lanskap, dinas pertamanan, pecinta tanaman, pelajar dan mahasiswa--

Penulis: Suwardi Hagani
Penerbit: Minara Pustaka, Tangerang Selatan
Halaman: 143 halaman, artpaper, full color. setengah kuarto
Harga: Rp.125.000,- termasuk ongkos kirim seluruh Indonesia.

Alamat penerbit: Jl. Jombang raya, Kel. Perigi Lama RT01/07 No.8 Pondok Aren, Tangerang Selatan 15227. Tel. 0817710464 (marketing)

Kamis, 19 Desember 2013

Cara Membuat "Hutan Tropis" Indonesia


m

How to make a "tropical rain forest"



Oleh: Suwardi Hagani


Keberadaan sebuah hutan telah disadari oleh manusia modern sebagai sebuah kebutuhan. Tapi hutan yang menjadi kebutuhan itu luasnya semakin menipis dan berkurang karena terjadinya pembukaan lahan oleh manusia.


Pembukaan lahan secara besar-besaran ini dimulai sejak jaman Indonesia kuno (mbabad alas), untuk lahan pemukiman, pembuatan ibukota kerajaan dan pertanian. Kemudian pada periode kolonial, pembabatan hutan terjadi lagi untuk lahan perkebunan-perkebunan dalam skala besar, guna menanam rempah-rempah dan komoditas perkebunan. Selanjutnya ketika periode kemerdekaan, khususnya di pulau Jawa dan sekitar ibukota provinsi di pulau-pulau lainnya, pembabatan hutan  banyak terjadi karena petani semakin terdesak untuk mencari lahan murah, sementara lahan pertanian yang dekat kota telah beralih fungsi menjadi  lahan bisnis, perumahan dan Industri. Hal inilah yang  membuat hutan tropis Indonesia hilang, menjadi lahan gersang dan daerah-daerah tandus.
Hal yang terbayang dari sebuah hutan tropis Indonesia adalah sebuah hutan belantara yang lebat, dengan naungan pohon-pohon raksasa yang menaungi atasnya dan semak belukar yang mengisi rapat pada bagian bawahnya. Dengan burung-burung berkicau ceria, kadal dan hewan liar berlarian serta kupu-kupu menari dengan indahnya.
Dari hutan tropis yang lebat inilah kita bisa merawat mata rantai kehidupan, menangkap lebatnya air hujan yang kemudian dilepas secara perlahan dalam bentuk mata air. Menciptakan milyaran ton oksigen dan membuat udara bersih yang akan dihirup oleh seluruh mahluk di muka bumi. Jadi membuat sebuah hutan tropis adalah sebuah investasi masa depan untuk kebaikan mahluk bumi dan kehidupan generasi yang akan datang.
Selanjutnya bagaimana cara membuat hutan dari sebuah lahan kosong, tanpa satupun tanaman dapat kita jadikan sebuah "hutan hujan tropis"?

Kita dapat membuat hutan, dari lahan kosong selebar  25 meter persegi hingga ribuan hektar dapat kita jadikan hutan tropis yang cantik dan mirip dengan kondisi sebenarnya. Dari pengalaman penulis selama berkreasi dalam "menciptakan sebuah hutan" di berbagai lokasi, semakin luas lahan yang tersedia semakin mudah berkreasi menciptakan hutan tropis.-- Tapi tentunya semakin besar lahannya membutuhkan sumberdaya dan sumber dana yang  semakin  besar--

Tahapan-tahapan pekerjaan yang dapat kita lakukan dalam "membuat hutan", dikisaran ilustrasi lahan seluas satu hektar adalah sebagai berikut:

A.   Perencanaan dan Pembuatan Konsep dasar
1.   Kita harus menentukan jenis hutan yang akan kita buat,  berdasarkan lokasi daerah hutan itu berada. Kita pilih salah satu dari jenis hutan yang akan kita ciptakan, meliputi:
a. Hutan dataran tinggi/pegunungan
b. Hutan dataran rendah
c. Hutan pesisir atau pantai



Penentuan ini penting karena menyangkut jenis pohon yang akan ditanam dan penataan lanskap dari hutan tersebut. Jangan terjadi karena kesalahan penentuan jenis hutan,  pohon bakau kita tanam pada hutan pegunungan dan pohon cemara pinus kita tanam di pantai, tentunya hal ini sangat tidak logis dalam penempatan vegetasi.
2. Pelajari dan inventarisasi  jenis pohon lokal daerah setempat, dengan terjun ke lapangan melalui narasumber lokal dan refrensi kepustakaan.  Jenis tanaman  lokal yang harus di inventarisasi untuk digunakan meliputi jenis:
a. Pohon tanaman keras (tree)
b. Palm-palman (palm)
c. Pakis-pakisan (fern/cycad)
d. Anggrek liar (orchid)
e. keladi-keladian (alocasia)
f. Bambu-bambuan (bamboo)
g. pandan-pandanan (Pandanus)
h. temu-temuan (spice)
i. Pisang-pisangan (musa/heliconia)
j. tanaman rambat lokal (perennial)
k. tebu-tebuan
l. semak liar (schrub)
m. rumput liar ( wild grass)
n. lumut
o. tanaman air (water plants)

jika kita sudah menginventarisir tanaman lokal berdasarkan data lapangan dan kepustakaan, barulah bisa kita membuat rencana penempatan tanaman dalam sebuah gambar denah atau peta.
 Salah satu cara mudah mendapatkan pohon lokal suatu daerah adalah dengan menginventasir nama tempat, jalan, kampung, dusun, kecamatan, nama danau, sawah dan sungai. Contoh:  Jalan Bungur, kelurahan Gandaria, Kampung Pondok Aren, Pasar Jengkol,  Kecamatan Ciputat, Waduk Jatiluhur, Situ Gintung,  Sungai Cipinang , Rawa Gelam, Kabupaten Garut dan sebagainya yang semuanya mengacu nama tanaman.

3. Pentingnya pohon lokal dalam pembuatan sebuah  hutan.
Dalam menciptakan sebuah hutan, jangan asal tanam pohon yang kita temui di pedagang tanaman. Kita juga harus memikirkan dampaknya terhadap kesimbangan ekologi dan ekosistem serta estetika. Jenis tanaman harus dari jenis yang berada di daerah tersebut atau paling jauh masih dalam negara yang sama. Karena keberadaan pohon lokal sudah berproses selama jutaan tahun di daerah tersebut, telah beradaptasi dan bersimbiosis mutualisma dengan mahluk yang berada di daerah itu.
Pohon dari negara lain, apalagi dari iklim yang berbeda, berpotensi ekspansif dan menjadi predator bagi tanaman lokal. Contoh, pohon kecrutan ketika di tanam di Kepulauan Fiji, telah berekspansi mengalahkan pohon-pohon yang ada di kepulauan itu. Hal yang sama dengan pohon kayu putih yang berasal dari Indonesia, ketika ditanam di Spanyol telah membuat tanah menjadi tandus, karena mematikan mikroba-mikroba yang menyuburkan tanah. Demikian pula dengan tanaman eceng gondok yang berasal dari daerah tropis Amerika,  telah menghancurkan vegetasi tanaman air  sungai-sungai dan danau di negara kita.

4. Pembuatan Denah atau Peta lokasi
Denah atau peta lokasi penanaman bertujuan sebagai sebuah rencana induk (masterplan) dari hutan yang kita buat, merencanakan titik tanam pohon yang akan ditempatkan, kebutuhan jumlah pohon, pembagian zonasi berdasarkan family/ordo/spesies tanaman, penentuan sumber  dan titik air ketika penanaman awal, jalur jalan setapak agar dapat dinikmati oleh pengunjung di masa yang akan datang. Pemetaan juga berguna sebagai arsip data koleksi tanaman, tahun penanaman serta dokumentasipenanamannya.

Jika kita bertujuan lebih lanjut sebagai sebuah  wanawisata, ekowisata atau hutan wisata, tentunya harus ditambah dalam pemetaan untuk zona parkir pengunjung, kantor pengelola, gerbang masuk/tiket, area berkemah (camping ground), pasilitas MCK di beberapa titik, tempat duduk beristirahat di tempat terbuka,  panggung hiburan, kantin, penjualan souvenir, tempat berteduh pengunjung (shelter), pos keamanan dan nursery bibit cadangan.

B.   Penanaman
Penanaman untuk membuat hutan,  sebaiknya dilakukan  pada awal musim hujan, lebih tepatnya di kisaran bulan november dan desember. Jangan terburu-buru untuk melakukan penanaman di bulan yang tidak tepat, karena akan berisiko kerugian dengan banyaknya pohon yang mati atau kualitasnya memburuk , biasanya kering pada cabang atas sehingga bertunas hanya di bagian pangkal bawah pohon saja.
 Jika bibit tanaman yang kita siapkan setinggi  2m.,  kemudian terpapar panas kemarau sehabis ditanam menjadi tumbuh hanya setinggi setengan meter yang bersemi, berarti kita rugi waktu, mundur dua tahun dari hasil  tinggi yang kita harapkan. Lebih baik pekerjaan  lain kita lakukan jika belum masuk musim hujan  seperti mempersiapkan jalan setapak, pembuatan lubang tanam. Pembuatan sistem air untuk penyiraman dsb.
1.       Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam berpijak dari peta/denah perencanaan yang telah kita buat. Berukuran sekitar 1 meter x 1 meter, kita isi dengan ¼ meter kubik kompos atau pupuk kandang.
2.       Penanaman pohon pionir
Pentingnya menanam pohon perintis atau pionir jika lahan yang akan kita buat hutan berupa lahan kosong apalagi agak tandus, gunanya menciptakan kelembaban udara dan kelembaban tanah sehingga kualitas pohon koleksi menjadi lebih baik. Pohon pionir ini dalam jangka waktu 3 tahun kita kurangi sedikit demi sedikit, hingga tersisa sejumlah yang kita anggap perlu saja. Jenis pohon pionir yang bisa kita gunakan adalah albasia (Albizia moluccana falcataria), akasia mangium (Acasia mangium), pisang (Musa padisiaca) dll
3.       Perawatan pohon baru tanam
Perawatan pohon yang baru ditanam yang paling penting adalah penyiraman secara rutin jika cuaca kering. Pembersihan dari gulma dan pohon parasit,  Pemupukan kembali  setelah  6 bulan kemudian dan pemberantasan hama. Jika semua pohon sudah hidup dengan stabil, perawatan semacam ini sudah tidak diperlukan.
4.       Penanaman pohon koleksi langka
Penanaman pohon koleksi langka bisa berbarengan dengan pohon pionir atau lebih baik setelah pohon pionir telah hidup dengan stabil, dengan ketinggian sekitar 2-3 meter.
5.       Penanaman pohon semak, rambat, koleksi langka ukuran kecil dll.
Penanaman pohon semak dan jenis yang kecil-kecil sebaiknya jika pohon koleksi dan pionir telah tumbuh dengan stabil. Sebagian sudah bisa di tahun kedua dan sebagian lagi, seperti tanaman rambat dan lumut, jika pohon sudah cukup besar dan rimbun. Sekitar ketinggian 4-5 meter.

C.    Perawatan Hutan
Perawatan hutan tujuannya adalah menjaga agar semua pohon jangan sampai sakit, rusak, hilang dan terganggu pertumbuhannya oleh ekspansi pohon lain ( terjadi praktik “hukum rimba”), sehingga koleksinya tetap lengkap dan menjadi hutan tropis yang dapat kita banggakan.


D.    Pengetahuan Dasar Nama Tanaman Lokal Yang Dapat Digunakan

a. Pohon tanaman keras (tree): albasia, angsana, bayur, bungur, bintaro,bengkiray, buni, bunut, belimbing besi, cempaka, culam, dlingsem, dukuh, dadap, eboni,  gempol, gelam, gandaria,  jamblang, johar,jengkol,  kenanga, kenari, kosambi, kluwek, kluih, kokosan,  laban, lame, langsir, lobi-lobi,  manggis, merbau,mangga, nyampung, nangka, pala, petai,  pangsor, pinus, putat,  rambutan, rukem, salam, sempur,  sonokeling, turi, tangkil, tanjung dll.

b. Palm-palman (palm): Aren, nipah, sadeng, palas duri, wanga, kiray, kelapa, lontar, mullery, pinang dll.

c. Pakis-pakisan (fern/cycad) Kadaka, Pakis haji, pakis monyet, pakis rawa, pakis batu, simbar menjangan, pakis gajah dll.

d. Anggrek (orchid) berbagai jenis anggrek liar (spesies)  bahasa Jakarta:“pleungpeung”.

e. keladi-keladian (alocasia): keladi, talas, kimpul, sente, dll.

f. Bambu-bambuan (bamboo) bambu hitam, betung,  gombong, tali, kuning, apus, ater, suling dll.

g. pandan-pandanan (Pandanus): pandan kapur, pandan laut, pandan wangi, pandan budak dll.

h. temu-temuan (spice) temu lawat, kecombrang, kunyit, honje, kencur, temu mangga dll.

i. Pisang-pisangan (musa/heliconia): Pisang batu, pisang ambon, ganyong, garut, kana dll.

j. tanaman rambat lokal (perennial): rotan, gadung, gewor, oyod, airmata pengantin, liana dll.

k. tebu-tebuan: tebu, tebu hitam, tebu putih, tebu telur , tebu gajah dll.

l. semak (schrub): miyana, bakung laut, harendong, itilbabi, cocor bebek, picisan, pulut, jotang dll.

m. rumput liar (lawn): alang-alang, rumput embun, rumput gajah, sisik betok, emprak, tapal kuda dll.

n. lumut: lumut kayu dan lumut batu dalam berbagai jenis.

o. tanaman air : apu-apu, walingi, teratai, genjer dll.

 Demikian sekilas cara membuat hutan hujan tropis yang dapat kita buat sendiri.

Sebuah pohon dapat kita lihat dari  photo satelit yang kini bisa kita dapatkansecara bebas, apalagi jika berbentuk hutan tropis.

Permukaan bumi di pulau Jawa dan kota-kota besar lainnya  di Indonesia yang tampat berwarna coklat,  oleh atap bangunan, jalan aspal dan lahan tandus,  akan kembali hijau jika kita semua dapat membuat hutan di lahan kosong milik kita sendiri atau di lingkungan sekitar kita 

Tangerang Selatan, 10 Desember 2013.


SUWARDI HAGANI:

Twetter: Suwardi Hagani

Kamis, 12 Desember 2013

Rumah Murah Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana

RUMAH SEMENTARA

UNTUK

PENGUNGSI BENCANA




Pada kawasan yang terkena bencana dalam sekala besar, baik gempa bumi, banjir besar, letusan gunung berapi, konflik  bersenjata maupun tsunami, menciptakan gelombang pengungsi dalam jumlah banyak yang membutuhkan tempat tinggal untuk berteduh, yaitu rumah.
Jumlah yang banyak tersebut , dalam hari-hari awal tentunya bisa diakomodasi dengan fasilitas umum di daerah yang aman, seperti sekolah dan tempat ibadah atau tenda darurat. Tapi pada minggu dan bulan selanjutnya,  tinggal di tempat umum atau tenda darurat itu bukanlah sesuatu yang nyaman dan aman. Mengingat setiap setiap orang memiliki barang-barang pribadi dan kebutuhan pribadi serta sebuah privasi keluarga.
Maka dari itulah dibutuhkan sebuah rumah sementara/ rumah pengungsi, yang bukan tenda, karena tenda tidak nyaman ketika panasnya siang, tiupan angin dan ketika terjadi hujan lebat. 

Rumah sementara ini akan menjadi tempat yang nyaman, sambil menunggu masa aman bencana dan rekonstruksi pasca bencana.
Rumah sementara  ini berukuran lebar 4 meter dan panjang 7 meter, dengan jendela,  pintu dan teras depan. Konstrusksi terbuat dari bambu berukuran sebesar lengan orang dewasa. Berdinding bilik bambu dan beratap seng. Dengan catatan, material dinding dan atap bisa disesuaikan dengan material lain yang di lokasi. Rumah sementara ini dibangun oleh 5 orang dewasa dapat berdiri dan jadi, setelah semua material siap, hanya selama 3 jam kerja. Total biaya untuk membuat rumah sementara dengan material bambu, pagar bilik bambu,  paku,  atap seng yang harus dibeli dan biaya tukang 5 orang, total biayanya adalah Rp.2.750.000,-

Rumah sementara ini tidak kaku dalam penggunaan material bangunan, bambu bisa disubstitusikan dengan kayu dolken atau balok kayu kaso, bahkan batangan pipa besi. Paku yang kadang sulit didapatkan di lokasi bencana digantikan dengan ikatan tali/kawat. Demikian pula penggunaan dinding dan atap. Bilik bambu bisa diganti dengan triplek atau seng, demikian pula atap seng bisa diganti dengan genting sisa rumah yang rusak atau atap rumbia.

Rumah sementara ini  Telah didirikan dalam jumlah ribuan unit atas bantuan sebuah lembaga donor dari Jerman, ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta. Sukarelawan yang menjalankan amanah dari lembaga donor Jerman  ini, sampai tulisan ini dibuatpun belum pernah bertatap muka. Lokasi pembangunan diajukan lewat kordinat satelit. Ketika  pembangunan selesai  tim donor dari Jerman tersebut  hanya memantau dari citra satelit, dengan jawaban OK dan “You are greath!”.

Berikut ini gambar tahapan kerja potongan bambu, pemasangan sambungan, dinding dan atap rumah sementara:

Kuda-kuda Rumah Sementara Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana




Konstruksi Rangka+Bangku Teras Rumah Sederhana Pengungsi

Dinding, Pintu & Jendela Rumah Sederhana Pengungsi


Rumah Sementara Dari Bambu Untuk Pengungsi Bencana












Tangerang Selatan, 13 Desember 2013

Suwardi Hagani